Kamis, 24 Desember 2015

Halo teman semua, salam hangat dari saya nammo buddhaya,

kali ini saya akan menuliskan tentang sejarah, makna, dan cara membuat Onde-onde/ronde makanan khas etnik Tionghoa.

baik, kita langsung bahas saja ya.
Sebelumnya saya akan memperlihatkan sedikit contoh gambar onde-onde/Ronde. Karna baru saja kita habis merayakan hari onde saya ambil gambar onde yang mamah saya buat.
kurang lebih seperti ini bentuknya:



Tidak terlalu buruk bukan?

Baik, kita mulai saja ya.
Tanggal 22 desember adalah hari ibu, apa hubungannya dengan ronde?

Tanggal 22 Desember di tanah air diperingati sebagai Hari Ibu dan yang unik juga diperingati di China (dan juga komunitas chinese di negara-negara lain) untuk menghormati pengorbanan ibu namun dengan nama Hari Onde-onde. Onde-onde yang dimaksud di sini bukan kue onde-onde, melainkan ronde yang merupakan salah satu unsur membuat wedang ronde. Di negeri China perayaan tradisional ini dinamakan dengan “dongzhi” (arti harfiahnya “tibanya musim dingin”) dan selalu dirayakan setiap tanggal 22 Desember, kecuali pada tahun kabisat, pada tanggal 23 Desember. Pada tanggal 22 Desember ini komunitas chinese membuat tangyuan (di sini dinamakan “ronde”) yang berbentuk bola terbuat dari tepung ketan (balls of glutinuous rice) dan diberi warna merah, hijau dan putih. Masing-masing anggota keluarga mendapat sebutir tangyuan ukuran besar dan beberapa yang berukuran kecil untuk dimakan bersama. Namun yang pertama dan yang utama mendapat persembahan tangyuan (atau ronde) ini adalah sang ibu, sebagai simbol bakti penghormatan atas kasih ibu yang tak terbatas. Tersebut adalah legenda seorang ibu yang mempunyai seorang anak laki yang berprofesi sebagai tabib. Suatu hari sang anak ini berburu ramuan tumbuhan di hutan dan ternyata keliru mengenali tumbuhan untuk pengobatan. Pada saat dia mencoba makan tumbuhan ini, sekonyong-konyong matanya menjadi buta. Cinta sang ibu yang sedemikian besarnya membuatnya mencungkil kedua biji matanya untuk diberikan kepada anaknya, sehingga buah hatinya dapat melihat kembali. Dalam kesedihan atas pengorbanan ibunya, si tabib mendapat wahyu untuk membuat ramuan berbentuk bola yang terbuat tepung ketan. Dan sungguh merupakan mujizat, setelah makan ramuan ini, atas kuasa dewata mata sang ibu pulih kembali seperti sedia kala dan dapat melihat kembali. Inilah simbolisme bakti hari Ibu di masyarakat chinese. Seperti namanya dongzhi sebenarnya tanggal 22 Desember ini merupakan puncak dari musim dingin yang dalam bahasa Inggris dinamakan “winter solstice”. Biasanya pada tanggal ini cuaca dingin mencapai batas maksimal dan untuk menghangatkan badan maka mereka menyantap wedang jahe ini. Dongzhi ini juga merupakan perayaan untuk mengingatkan

Mengapa Ronde bentuknya bulat?
Secara tradisi, perayaan Dongzhi atau Tang-cheh merupakan sebuah perayaan untuk berkumpul bersama keluarga di musim dingin di Tiongkok. Kembali berkumpulnya anggota keluarga atau reuni dengan makan onde bersama dengan menggunakan mangkuk di meja bundar menjadi tradisi perayaan tersebut. Reuni dan kebersamaan inilah yang disimbolkan oleh bentuk bulat (nampak bundar saat dilihat dari jauh) dari makanan Tangyuan atau  Onde atau Ronde. Asal kata dari nama makanan Onde atau Ronde di Indonesia pun berasal dari kata “Ronde” dalam bahasa Belanda yang berarti bulat, sesuai dengan bentuk dari makanan tersebut.
Kebersamaan dan ikatan antar anggota keluarga tidak hanya disimbolkan dengan bentuk bulat dari Onde, tetapi juga dari sifatnya yang lengketnya karena terbuat dari tepung ketan. Diharapkan para anggota keluarga memiliki ikatan yang erat atau lengket satu sama dengan lain. Dan disajikannya Onde dalam kuah air gula memberikan simbol hubungan erat keluarga yang manis.
Makna lain dari bulatnya Onde juga dapat ditelusuri dari ajaran filsafat kuno Tiongkok mengenai Yin dan Yang, gelap dan terang. Setelah perayaan Dongzhi yang jatuh pada musim dingin disaat lebih banyak gelap dari pada terang dan energi negatif lebih banyak, maka musim akan berganti menjadi musim semi disaat terang lebih mendominasi dan energi positif lebih banyak. Filsafat ini disimbolkan oleh salah satu gambar pada Hexagram (Ba Gua / Pa Kwa / Pa Kua) dalam kitab I Ching yang disebut fù (復) yang berarti “Kembali”. Hal ini sesuai dengan bentuk bulat yang saat menelusurinya secara lurus dari satu titik maka akan kembali lagi ketitik semula.
Tradisi memakan ronde.

Salah satu yang unik dan menarik buat saya adalah ketika memakan onde sesuai dengan umur ditambah sebuah onde. Misalnya: Umur saya 20 tahun, saya harus makan onde sebanyak 20 + 1 buah (21 buah). Begitu seterusnya. Konon katanya agar umur bertambah satu tahun lagi.
Saya membayangkan papah saya memakan onde yang sekarang umurnya sudah berkepala "6"! dimana papah saya harus memakan onde sebanyak umurnya di tambah satu onde dengan giginya yang sudah tidak ada(biarpun ada mungkin sudah tidak tahan manis).

Ternyata tidak jauh beda dengan tradisi Indonesia, tradisi makan onde ini dipandang sebagai saat berkumpul bersama sanak saudara. Semua sanak saudara harus bersama-sama memakan onde, berbincang-bincang, sertabersenda gurau. Quality time inilah yang kemudian menjadi inti dari perayaan hari onde ini.
Banyak sekali tradisi di Asia khususnya untuk meningkatkan tali silaturahmi. Apapun tradisinyanya, pasti banyak sekali sisi unik yang bisa dibahas, salah satunya perayaan makan onde ini.
Hal tersebut merupakan bukti bahwa masyarakat di Asia masih sangat hangat dalam hubungan kekerabatan. Pokoknya tidak bisa jauh dari keluarga la Lantas, bagaimana dengan tradisi anda dan keluarga?
Sejarah Ronde
Tidak diketahui secara pasti awal dari munculnya makanan Onde / Tangyuan. Menurut catatan sejarah, Tangyuan sudah menjadi makanan ringan yang populer di Tiongkok sejak Dinasti Sung. Nama Tangyuan pun memiliki nama-nama lain. Pada era Yongle dari Dinasti Ming, nama resmi dari makanan ini adalah Yuanxiao (berasal dari Festival Yuanxiao), yang digunakan di Tiongkok utara. Nama ini secara harfiah berarti “malam pertama”, merupakan malam bulan purnama pertama setelah Tahun Baru Imlek yang selalu jatuh pada bulan baru.
Namun di Tiongkok selatan makanan ini disebut dengan mana tangyuanatau tangtuan. Menurut legenda, pada masa pemerintahan Yuan Shikai pada tahun 1912-1916, Yuan Shikai tidak menyukai nama yuanxiao (元宵) karena terdengar identik dengan “menghilangkan Yuan” (袁 消) , oleh karenanya ia memberikan perintah untuk mengubah namanya menjadi Tangyuan. Nama baru ini secara harfiah berarti “bola bundar dalam sup”. Tangtuan sama berarti “kue bola dalam sup”. Dalam dua dialek Tionghoa utama di perdalaman Tiongkok selatan, yaitu Hakka dan Kanton, “Tangyuan” diucapkan seperti tong rhen (Hakka) dan tong jyun (Kanton) . Istilah “tangtuan” (Hakka: tong ton, Kanton: tong tyun) sendiri tidaklah umum digunakan dalam dialek ini sebagaimana Tangyuan. (Sumber: wikipedia.co.id)

Resep onde. Ini saya dapat langsung dari my mom.
dan cara membuatnya pun mudah kok, beriukut resep dan cara membuatnya

Bahan :
* 1 bungkus Tepung ketan
* Pewarna makanan alami (sesuai pilihan bisa dari pandan dan ekstrak buah naga merah)
* Air hangat secukupnya
* Pandan, jahe, maupun santan (sesuai selera masing-masing)
* Gula merah atau gula batu/ pasir (sesuai selera)

Cara membuatnya :
1.Tuangkan tepung beras ketan dalam mangkuk
2. Tambahkan air perlahan-lahan sampai campuran menjadi adonan yang kalis.
3. Ulen adonan selama sekitar 5-10 menit.
4. Bagi adonan menjadi beberapa bagian untuk diwarnai
5. Tambahkan pewarna makanan pada masing masing bagian tersebut dan ulen sampai tercampur rata.
6. Buat adonan menjadi bola-bola kecil.
7. Rebus onde dalam air hingga matang dan mengapung
8. Buatkan Kuah Gula batu atau gula merah
9. Dapat ditambahkan daun pandan sebagai pewangi alami atau jahe dan durian sesuai selera.
10. Masukkan Onde yang sudah direbus tadi ke kuah yang sudah dicampur gula.
11. Dapat ditambahkan topping santan atau susu sesuai selera.

Dimana tempat yang menjual ronde?

Kalau kalian ingin membeli onde yang sudah jadi kalian dapat mengunjungi pasar lama tangerang jika kalian tinggal di kota benteng itu. Disana banyak sekali yang menjual kuliner atau makanan khas Tionghoa.